Retrieved from (http://tonydwisusanto.wordpress.com/2007/12/24/tips-pengalaman-meraih-beasiswa-iatss-forum-jepang/)
Apa itu IATSS Forum? Menurut pengertian dan pengalaman saya, Beasiswa IATSS Forum adalah beasiswa yang diberikan oleh Perusahaan Honda Jepang kepada profesional-profesional muda yang mewakili negara-negara Asia Tenggara untuk mengikuti pelatihan, seminar, research, dan tour di bidang manajemen, kepribadian kerja dan kebudayaan. Beasiswa ini termasuk sangat mewah menurut saya karena hampir selama 2 bulan kita tinggal di Hotel Mewah Suzuka Sirkuit Hotel, sebuah hotel berfasilitas lengkap disamping Suzuka Sikuit. Selain itu kita juga berkesempatan mengunjungi lebih dari 5 kota di Jepang dengan berbagai jenis transportasi dari Bus, Tram, Pesawat, Kereta Api Monorail, Kereta Api otomatis, hingga Kereta Api Tercepat di dunia (Shinkansen). Bagi saya beasiswa ini akan sangat membantu kita membuka wawasan kita akan kemajuan teknologi dan budaya jepang, menjadikan kita menjadi pribadi-pribadi yang terbuka terhadap perbedaan dan ilmu pengetahuan, mengasah kemampuan manajemen dan kerja sama kita, melatih keberanian dan ketrampilan berdiskusi, presentasi dan mempertahankan pendapat kita di forum internasional, serta melatih kita melaksanakan penelitian secara kelompok lintas agama dan bangsa. Pengin detail tentang beasiswa ini silahkan akses di http://www.iatssforum.jp/
Tahun 2003, adalah tahun di mana saya
dikaruniakan Alloh beasiswa ini. Beasiswa ini adalah beasiswa
internasional saya yang pertama kali. Persis pada tahun ini saya juga
telah mulai berdoa memohon kepada Alloh dalam setiap kesempatan selesai
sholat, ” Ya Allooh karuniakan hamba kesempatan ke luar negeri tahun
ini”…Aneh ya doa saya, ya begitulah kalo saya berdoa, kelihatan lugu dan
bodohnya dalam mengolah kata. Mungkin akan banyak teman yang membaca
tulisan saya ini kemudian menghujat cara saya berdoa. Emang saya pikirin
…lha wong Alloh saja membolehkan…selalu urusan saya hanya dengan Tuhan saya ….
Malu sebenarnya mengatakan, bahwa
beasiswa IATSS ini bukan hanya beasiswa yang mengantarkan saya pertama
kali ke luar negeri, namun juga beasiswa yang memberikan kesempatan saya
NAIK PESAWAT TERBANG untuk pertama kali.. Ndeso banget ya aku!!!
Ben!!!….Sampai umur 27 tahun saya yang seorang anak bakul kampung
belum pernah tahu rasanya dan caranya naik Montor Mabur, sampai akhirnya
karunia beasiswa IATSS ini bukan hanya memberi saya kesempatan naik
pesawat 1x malah langsung 8x sejak berangkat hingga pulang kembali ke
Indonesia. Alhamdulillaaaah…O iya, IATSS Forum ini pula yang memberikan
kesempatan kepada saya untuk pertama kalinya berani PRESENTASI DALAM
BAHASA ENGLISH di Forum Internasional. Ha…ha…ha…gila!
luucu…mawut..bahasa Englishku saat itu… sing penting berani..dong ra dong karepmu
Untuk pertama kalinya juga saya memiliki pengalaman Tampil di Depan
Forum Internasional Nyanyi Solo sendiri dalam bahasa Indonesia dan
Jepang hanya dengan bermodalkan KENCRUNG..serta untuk pertama kalinya
saya bertemu seorang duta besar (Duta Besar Indonesia untuk Jepang) di
sana. Pokok e…semuanya serba pertama kali bagiku, membuat saya anugerah
beasiswa IATSS Forum ini adalah beasiswa yang sangat teramat istimewa!!!
Mau mbaca cerita lucunya Proses Ikhtiar saya meraih beasiswa ini? :
Ide melamar beasiswa ini
berawal dari sahabat baik saya mas Satoto, seorang sahabat saya di SMA 1
Yogya dulu yang kini tengah mengambil S3 di Jerman. Saat itu sebenarnya
dia telah lolos seleksi beasiswa IATSS ini, namun karena ia juga
diterima di Belanda, dengan sangat menyesal ia melepas beasiswa ini.
Saat itu, kebetulan saya main kerumahnya, rupanya Alloh berkenan membuka
jalan rizqi beasiswa ini kepada saya melalui media silaturahmi ini.
“Kalo saya yakin..dengan kualitas mas Tony
ini, mas pasti bisa dapat beasiswa IATSS ini”, begitu kata-kata sahabat
saya Satoto memotivasi saya untuk melamar beasiswa ini sambil
menyerahkan berkas formulir pendaftaran yang masih kosong.
Tahun 2001, saat itu pertama kali saya
melamar beasiswa IATSS Forum. Dengan kemampuan bahasa English yang
terbatas, seluruh isian form saya masih saya minta untuk dicheck sahabat
saya yang lain yang lebih mumpuni dalam bahasa English, Desy. Tahun itu lamaran pertama saya kandas gagal tidak dipanggil wawancara
Tahun 2002, untuk kedua kali saya
mencoba melamar beasiswa ini. Kini lebih berani saya mengisi form
sendiri serta menulis essay tentang pentingnya pendidikan dalam keluarga
dalam bahasa English. Berkali-kali saya mengecheck sendiri setiap isian
form dan tulisan English saya, saya lengkapi tulisan saya dengan warna
tinta yang berbeda-beda setidaknya akan membuat aplikasiku lebih menarik
dan berbeda dari pelamar lain pikirku. Awal tahun 2003, Alhamdulillaaah
saya dipanggil untuk mengikuti tes wawancara.
Ini dia….rangkaian pengalaman
wawancara beasiswa pertama kali yang aku jalani. Lucu namun berakhir
bahagia karena akhirnya saya diterima (untung diterima kalo tidak pasti
isinya cuman malu)
Berangkat dari Yogyakarta
ke Jakarta, saya memilih naik Kereta Api tentu dengan alasan ekonomis.
Berangkat malam dan sampai di Jakarta pagi hari sekitar jam 4.30. Dengan
pakaian seadanya, saya memilih “style mahasiswa”, sampai stasiun Gambir
langsung antri di depan WC statisiun untuk mandi, buang air besar dan
ganti. Hal yang masih saya ingat saat itu, saat saya antri di depan WC
stasiun Gambir dengan pakaian seadanya bertemu Guru Ngaji saya di S2
yang berpakaian jauh lebih rapi dari saya -Ustadz Cahyadi…kaget dan malu
menerangkan kenapa saya ke Jakarta
Tanpa malu-malu selesai buang air dan mandi saya “berubah” disamping
WC stasiun dari pakaian seadanya berganti Jas dan Dasi Perlente. Masih
jam 5.30 kuputuskan untuk mencari taxi menuju hotel tempat wawancara.
Pokoknya lebih awal lebih baik pikirku saat itu.
Seperti dugaan semula, sekitar jam 6-an saya
tiba di hotel dan langsung mencari ruangan tempat wawancara. Tentu lah
ruangan itu sama sekali belum siap dan masih dalam penataan. Selang
setengah jam, seorang ibu tua turun dari lantai atas dan mulai menyapa
saya yang duduk rapi berpakaian lengkap berjas berdasi meski hari masih
terlalu pagi. Itulah saat pertama kali saya mengenal Mbak Anne, seorang
sekretaris senior ASTRA Indonesia. Jadi temen-temen bisa banyangkan,
sejak jam 6 pagi saya telah datang sendiri dan berpakaian sangat formal
hingga rasanya tercekik karena dasi ini.
Saat waktu berlalu, satu demi satu peserta wawancara mulai berdatangan…Blaik!! nggak
ada yang pake Jas Lengkap kaya’ aku!!! waduh, bener nggak nih kostum
ku? aku mulai khawatir saat itu jangan-jangan aku terlalu berlebihan
dalam berpenampilan. “Mbohlah… ORANG DIPILIH KARENA DIA BERBEDA khan?”
kata hatiku menenangkan aku saat itu. Hampir semua orang hanya memakai
baju biasa, paling banter hanya pake dasi.
Pukul 8.30an Mbak Anne mulai menemui kami.
Dia sampaikan sebenarnya saya hanyalah urutan ke-11 dan biasanya yang
dipanggil hanya 10 orang aja, hanya karena skor total saya sama dengan
urutan ke-10 maka saya juga dipanggil untuk wawancara. Ya Alloh
Alhamdulillaaah. Kini saatnya untuk pengundian katanya…tunggu-tunggu
akhirnya Mbak Anne bacakan urutan peserta wawancara. Saya yang datang
pertama kali bahkan terlalu pagi ternyata memperoleh nomer
urut…..TERAKHIR!!! Walaaaahhhh!!!
Ya wis…saya mencoba berprasangka baik,
“Mungkin ini skenario Alloh agar saya diterima” pikir saya menenangkan
diri. Saya jadi ingat berulangkali pengalaman lomba Lawak yang telah
saya jalani “Pemenang setiap lomba adalah grup yang tampil PERTAMA atau
grup yang tampil TERAKHIR” karena merekalah yang jauh lebih mampu
meninggalkan kesan mendalam bagi juri. Akhirnya takdir Alloh itu aku
maknai dengan analogi Lomba Lawak.
Meski mencoba tenang, waktu penantian
wawancara dari jam 9 pagi sampai jam 16 sore terasa sangat
laaaammmaaaaa. Kuhabiskan waktuku dengan menenangkan diri melatih
kemungkinan jawaban-jawaban bahasa English ku di toilet hotel. Keluar
masuk toilet sambil menghafal, mencuci muka, memasukkan air ke hidungku,
semuanya kulakukan untuk membuatku terjaga dan tetap waspada. Saking
tegangnya saya, sampai-sampai sebuah pengalama tak terlupakan siang itu,
di ruang toilet hotel aku mengusap membersihkan wajahku bukan dengan
pencuci muka BIORE namun malah keliru dengan Minyak Rambutku BREAL
CREAM, dasar panik!!!
Break makan siang semua peserta
meninggalkan hotel ke mall untuk mencari makan, sedang perut saya
rasanya tidak berasa karena saya lebih memilih tinggal di ruangan tunggu
dan kembali menghafal. Satu persatu peserta menjalani wawancaranya,
satu-persatu cerita pertanyaan dan jawaban dari peserta yang baru
selesai diwawancara kucatat dan kuingat agar aku mampu menjawab saat
giliranku nanti….hingga akhirnya waktu menunjukkan jam 16-an dan hanya
tersisa saya sebagai peserta wawancara terakhir. “Grup Lawak yang sering
menang dan mudah diingat adalah peserta terakhir!!!” kata-kata dan
pengalaman itu kuingat kembali untuk membakar semangat keyakinan diriku
sambil melangkah memasuki ruangan.
Sederetan juri penanya masih sigap
duduk didepan saya. Sekitar 3 orang Jepang dari Honda Company dan
Kedutaan Jepang serta sekitar 5 pewawancara lain dari Indonesia. Pasti
temen-temen mengenal Profesor Jimny Ashidiqie – Ketua Mahkamah
Konstitusi, beliau adalah salah seorang alumni IATSS Forum Jepang dan
Ketua tim seleksi wawancara saat itu. Seperti dugaanku semula,
pertanyaan pembuka diawali dengan pertanyaan, “Please introduce your
self…” Disinilah “pertunjukkanku” saya mulai. Saya tidak langsung
memulai dengan berbicara namun saya mulai dengan membagikan makalah
program-program apa yang saya tawarkan apabila saya terpilih sebagai
peserta IATSS Forum. Ada yang lucu dalam makalah yang saya bagikan
tersebut : karena saya saat itu memang nggak mampu English, maka dalam
makalah itu hanya halaman judul dan item-item judul program yang saya
tulis dalam bahasa English, selebihnya semuanya dalam Bahasa Indonesia!!
Di situlah mereka mulai terkesan dan tertawa ….ha..ha..Indonesian!?
kaget mereka saat mereka pengin mengetahui detail setiap program saya,
setidaknya saya telah “memberi sesuatu yang berbeda”!!! Langsung kuawali
perkenalanku dengan kalimat “azimat” saya
“Thank you, my name is Tony but MY COMMERCIAL NAME is TONY PELITA
HATI!!”…Nah disitulah mereka mulai tertarik mengorek tentang potensi
saya dari sisi-sisi yang lain. Alhamdulillaaah hampir lebih dari 40
menit tak terasa session wawancara saya lalui dengan suasana gelak tawa
dan semangat berbicara. Sampai-sampai saat keluar ruangan Mbak Anne
bertanya-tanya ke saya, kenapa suasana wawancaranya malah jadi full
ketawa??
Alhamdulillaah semua jawaban dapat saya jawab dengan benar dan
memuaskan. Ya…saya setidaknya dapat membaca dari ekspresi mereka saat
saya menjawab pertanyaan yang mereka tunggu kebenaran jawabannya.
Nunggu sekitar 30 menit, akhirnya semua
peserta diundang masuk ruangan untuk mendengarkan hasil penilaian. Dari
11 orang dipilih 6 orang untuk 2 batch dengan masing-masing 2 orang
peserta terpilih dan 1 cadangan. Alhamdulillaah, semua berkat rahmat
Alloh, saya yang berpakaian “norak” sendiri sejak pagi akhirnya terpilih
juga untuk beasiswa ini. Semuanya hanyalah berkas kemurahan dan ridlo
Allooh.
Jadi beberapa tips untuk melamar beasiswa IATSS Forum ini menurut saya adalah:
1. Tampilkan dalam form anda prestasi-prestasi anda seluruhnya bukan hanya dibidang akademik saja.
2. Fokuslah pada kualitas Essay anda
yang anda lampirkan dalam lamaran anda. Essay ini memiliki nilai yang
sangat besar menentukan anda dipanggil wawancara/tidak. Pelajari
keunikan budaya Jepang dan kolaborasikanlah budaya Jepang dan Indonesia
dalam ide-ide tulisan anda.
3. Jika ada diberi kesempatan
wawancara, tampillah seprofesional mungkin, tidak perlu malu-malu
berpakaian profesional. Ingat orang sukses selalu “berbeda”.
4. Tetaplah bersemangat dalam wawancara dan siapkan serta latih setiap kemungkinan jawaban pertanyaan wawancara.
5. Jangan remehkan pertanyaan-pertanyaan teknis IATSS Forum seperti logo atau semboyan IATSS Forum.
6. Siapkan sebaik-baiknya visi anda dalam
IATSS Forum dan sampaikan sebaik-baiknya, tunjukkan leadership anda dan
potensi anda sebagai calon pemimpin Indonesia.
7. Selalu sejak awal jangan lupa sholat, berdoa dan “bertransaksi kebaikan” untuk memohon hajat anda ini kepada Alloh.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar anda di sini . . . .!