Sejarah Statistik
Sama seperti bidang ilmu lainnya, statistik juga tidak luput
dari sejarah, tapi jangan salah, ketika kita berbicara masalah sejara sesuatu, kita tidak perlu menggunakan catatan sejarah yang telah tertulis dari buku
pelajaran kita waktu masih sekolah menengah.
Kita bisa juga menggunakan sejarah informal di kehidupan yang sering
kita jumpai sampai sekarang, seperti ketika kita mencicipi nasi untuk tau apakah
nasi yang kita masak sudah matang atau belum. Hal tersebut merupakan konsep
dari statistik, sehingga kita bisa saja mengatakan bahwa asal usul statistik berdasarkan pengalaman penemunya waktu pertama memasak nasi, hehehe Cuma
bercanda. Beriktut sejarah statistik yang
sesungguhnya.
Pada zaman tersebut, raja kekaisaran romawi memerintahkan kepada seluruh
warga negaranya untuk pulang ke tempat masing-masing, agar pendataan warga negaranya
sesuai dengan apa adanya.
· Zama Nabi Nuh as
Masih ingat ketika Nabi Nuh as, yang membuat kapal berukuran raksasa, guna
memuat seluruh umatnya dan sepasang hewan agar tidak mati terendam banjir. Nah
percaya atau tidak, hal tersebut merupakan proses statistik yang sudah muncul
pada zaman dahulu kalah, hanya saja disiplin ilmu statistik pada zaman tersebut
belum terbentuk, sehingga mereka tidak tau kalau mereka itu sesungguhnya sudah praktik lapangan statistik seperti layaknya petugas sensus jaman sekarang hehehehe.
· Statistika menurut Alm. Prof. Dr. Sudjana
Untuk penjelasan statistik menurut orang diatas, silahkan googling aja
ya!!!, males nulisnya, otak gue gak ngerti, padahal udah di pelototi penjelasannya, ehhh malah galau tak karuan jadinya, bahasanya tingkat rendah sih, alias lebih
susah dimengerti (Istilah bahasa pemrograman).
Alasan perlunya
statistika
“Jangan melakukan sesuatu kalau tidak ada asasan!!!, mengapa???, ya percuma kalau nantinya gak ada manfaat buat kehidupan kita gimana. Orang menciptakan disiplin ilmu statistika tentunya
mempunyai alasan yang kuat yang mendasari mengapa harus diciptakan. Berikut alasannya
Melakukan perbaikan
Makanya jangan ngaku orang statistik kalau tidak menghasilkan data atau
informasi yang baik, karena zaman sekarang ini semakin banyak saja orang-orang yang katanya
bekerja di bidang statistik tapi masih saja membuat data atau informasi yang
tidak lengkap, atau informasi timpang, informasi yang jelek di tulis, eh informasi
baik malah di delete, Sunggu terlalu
Pengendalian kualitas
Agar data atau informasi yang didapatkan bisa mencapat tingkat yang
berkualitas, perlu diadakan proses statistik dalam hal cara untuk
mendapatkannya. Artinya lakukan statistik terlebih dahulu, baru kemudian tetapkan
data atau informasi sesuai hasil proses statistik. Jangan sekali-kali
menetapkan data atau informasi terlebih dahuluh sebelum proses statistik, karena
jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan hasil proses statistik akan
menciut ke hasil yang telah ditetapkan sebelumnya istilah lainnya penggiringan data, sehingga statistik dan hasil
statistik tidak valid.
Sensus & Survey (pengumpulan data)
Pentingnya
sensus menjadi alasan tersendiri betapa perlunya statistik. Hal tersebut
dikarenakan mustahil hasil sensus dapat diperoleh tanpa proses statistik.
Penerapan Statistik
Statis(poli)tik
Sebenarnya tidak ada konsep statistik ini, hanya saja banyak
terjadi penerapan-penerapan statistik yang menyimpang untuk kepentingan politik
dari atasan, pejabat atau penguasa yang memicuh adanya istilah ini. Berikut
praktik Statis(poli)tik di Indonesia yang tidak tau apakah itu statistik yang
baik atau tidak.
Isu terhadap perekonomian Indonesia:
"Lembaga pemerintah, Fitch rating menaikkan peringkat Indonesia dari BB+ menjadi
BBB-Penurunan angka kemiskinan di tahun 2010-2011".
"Lembaga pemerintah, Fitch rating menaikkan peringkat Indonesia dari BB+ menjadi
BBB-Penurunan angka kemiskinan di tahun 2010-2011".
Core Bisnis BPS
Mekanisme aktivitas statistik pada survey formal yaitu sebagai berikut :
·
BPS RI
Data yang berstandar BPS RI merupakan data yang berlaku secara nasional
(Indonesia). Data yang termasuk kedalam golongan ini diperoleh dari data-data
yang di peroleh dari hasil survey atau sensus di beberapa tempat di Indonesia, yang telah resmi menjadi perwakilan survey, sebagai contoh untuk mengambil data
bagian pulau Madura cukup di survey bagian Bangkalan- Madura saja, tidak perlu
dilakukan secara keseluruhan.
·
BPS Provinsi
Data yang termasuk kedalam data ini merupakan data yang berlaku secara provinsi saja, artinya belum berlaku di tingkat nasional.
·
BPS Kabupaten/Kota
Sama seperti data diatas, hanya saja levelnya kabupaten atau kota saja
·
BPS Kecamatan (KSK)
Data
yang termasuk kedalam kelompok ini diperoleh dari hasil survey di setiap RW dan
RT setempat, tempat dimana yang dijadikan perwakilan survey melalui proses random.
Core Value BPS
Ada tiga Core Value BPS yang menjadi pegangan bagi praktisi
statistik di BPS. Berikut ketiga Core Tersebut
· Profesional (kompeten, Efektif, Inovatif &
Sistematis)
Sepertinya, kata profesional sangat sering kita dengar dalam kehidupan kita, karena pada
hakikatnya segalah pekerjaan membuuhkan seorang profesional agar menghasilkan
output seperti yang diinginkan, tidak terkecuali praktisi statistik. Seorang
yang bekerja sebagai praktisi statistik harus mempunyai kemauan bekerja secara
profesional, seperti kompeten dibidangnya, sehingga mampu menyelesaikan pekerjaan
yang menyangkut statistik dengan baik. Selain itu pekerja juga harus dapat
menggerjakan pekerjaan statistik dengan efektif, agar tujuan yang diinginkan
tercapai seperti yang diharapkan. Kemudian bersifat Inovatif, agar hasil yang diperoleh dari statistik dari waktu ke waktu menuju kearah yang
lebih baik. Kemudian praktisi harus juga mengerjakan tugasnya secara statistik, artinya tidak boleh melakukan step yang lain sebelum step yang seharusnya
dikerjakan, apalagi jika melewatinya tanpa mengerjakannya yang tentunya menjadi dosa besar
jika hal tersebut lakukan.
· Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten,
Terbuka &Akuntabel)
Hal lainnnya yang tak kalah pentingnya yaitu integritas, integritas
merupakan tonggak dasar dari badan statistik yang melakukan proses statistik untuk memperoleh data yang valid. Hal tersebut dikarenahkan kebanyakan dari
hasil statistik yang dilakukan oleh suatu instansi kadang-kadang merupakan
hasil statistik pesanan, yang artinya lemahnya integritas dari badan statistik
tersebut telah mengabaikan core value BPS
· Amana (Terpercaya, Jujur, Tulus & Adil)
Amana
merupakan value yang harus dimiliki oleh suatu instansi BPS, dengan menjunjung
tinggi nilai amana suatu instansi BPS tidak akan menerima hasil statistik
pesanan maupun menyembunyikan hasil statistik, yang menyebabkan informasi yang
didapatkan terasa timpang karena adanya penyeludupan data yang tidakk
diinginkan.
1 komentar:
Maap ya tulisan diatas masih berantakan tak karuan, coz itu nulisnya di kejar deadline tugas kulia hehehehee
Posting Komentar
Berikan komentar anda di sini . . . .!