Tampilkan postingan dengan label Japan and Japanese Culture. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Japan and Japanese Culture. Tampilkan semua postingan

Belajar Bahasa Jepang itu penting”


Di erah globalisasi ini, dengan berkembangnya teknologi informasi menyebabkan hubungan antara Negara tidak lagi dibatasi oleh batas negara. Hadirnya berbagai macam alat komunikasi menyebabkan interaksi antara individu maupun kelompok semakin mudah. Banyak cara untuk berkomunikasi dengan orang yang berada diluar batas negara. Selain pengaruh teknologi, banyak juga yang mengharuskan seseorang yang berasal dari negara asing untuk masuk ke dalam suatu negara baik untuk kebutuhan bisnis maupun hanya sekedar berwisata. Dengan kondisi tersebut mengharuskan kita untuk menguasai beberapa bahasa internasional agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang-orang yang bersangkutan. Ada banyak bahasa yang sering dianggap sebagai bahasa internasional  salah satunya bahasa Jepang. Bahasa jepang merupakan bahasa internasional yang tidak kala pentingnya selain bahasa Inggris. Alasan pentingnya bahasa jepang sebagai bahasa yang dianggap bahasa internasional dikarenakan banyaknya industri terutama industry teknologi yang berasa dari negara Jepang. Sehingga menyebabkan penyebaran bahasa jepang berkembang pesat seperti industry teknologi negara tersebut. Selain itu banyaknya kerjasama antara negara jepang dengan banyak negara menyebabkan negara-negara tersebut menganggap penting bahasa Jepang agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang jepang.
Sebenarnya banya cara-cara menarik yang beberpa diantaranya terbukti berhasil dalam mempelajari bahasa jepang. Namun disini saya sedikit berbagi cara saya dalam mempelajari bahasa jepang agar tidak bosan dan tentunya mengasikkan. Berikut akan saya ceritakan beberapa cara menarik tersebut
Love Japanese
Mempelajari ilmu apapun jika dilandasi dengan rasa suka, saya pikir akan terasa mudah & menyenangkan, begitu juga dengan belajar bahasa Jepang.  Banyak orang yang tidak menyadari bahwah kekuatan utama dari metode belajar apapun jika tidak di landasi dengan rasa suka akan terasa sulit. Banyak hal yang dapat menstimulasi rasa suka kita terhadap bahasa Jepang, seperti menyadari manfaat yang akan kita peroleh jika kita menguasai bahasa jepang tersebut atau kita mempunyai alasan tersendiri yang akan mengangkat harga diri kita di lingkungan tempat kita berinteraksi. Alasan-alasan mengapa kita harus mempelajari bahasa Jepang tersebut tentunya akan menjadi motivasi  tersendiri bagi kita untuk memulai belajar.
Do everyting that have related with Japanese

Reading Japanese book such as japan’s magazine, manga or japan movie

Tes bahasa jepang ( nihonggo noryoku shiken)

日本語能力試験 nihongo nouryoku shiken atau dalam Bahasa Inggris disebut Japanese Language Proficiency Test (disingkat JLPT) adalah Ujian Kemampuan Bahasa Jepang yang berstandar international untuk semua orang berbahasa asing / yang bahasa aslinya bukan bahasa Jepang (native language /母語 bahasa ibu non jepang).

Kata nihongo nouryokushiken berasal dari kata, 日本語 nihongo : bahasa jepang, 能力 nouryoku : kemampuan, dan 試験 shiken : ujian / tes. Nouryokushiken / JLPT diselenggarakan tiap tahun, serentak di seluruh dunia, pada hari minggu pertama bulan desember. Penyelenggara JLPT untuk wilayah Jepang adalah Japan Educational Exchanges and Service / JEES (http://www.jees.or.jp/jlpt/en/jlpt_guide.html), sedangkan untuk wilayah luar Jepang diselenggarakan oleh 国際交流基金 Kokusai Kouryuukikin / Japan Foundation / JF(http://momo.jpf.go.jp/jlpt/home.html).
Di indonesia diselenggarakan di 7 (tujuh) kota, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan dan Padang.Formulir pendaftaran dapat diambil melalui panitia ujian lokal untuk masing-masing daerah, yaitu : 1. Jakarta, Persada (Tel. 021-8647373) 2. Bandung, Univ. Padjadjaran (Tel. 022-7796388) 3. Yogyakarta, Univ. Gadjah Mada (Tel. 0274-7477304) 4. Surabaya, Univ. Negeri Surabaya (Tel. 031-7532809) 5. Denpasar, Univ. Udayana (Tel. 0819-16139889) 6. Medan, Univ. Sumatera Utara (Tel. 061-8223531) 7. Padang, Univ. Bung Hatta (Tel. 0751-444660) Untuk ujian di Jakarta, pendaftaran ujian akan dilaksanakan di 2 tempat, yaitu : 1. Kampus Univ. Darma Persada, Jl. Radin Inten II (Terusan Casablanca), Pondok Kelapa, Jakarta Timur. 2. Kantor The Japan Foundation, Jakarta, Summitmas I Lt. 3, Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62, Jakarta Selatan.
Biaya yang harus dibayarkan adalah: Level 1 dan 2 = Rp 80,000.- Level 3 dan 4 = Rp 60,000.- Biaya ini belum termasuk biaya formulir sebesar Rp 10,000.-
Apa saja yang diujikan di JLPT? Materi untuk Nouryokushiken dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 1. Moji – Goi (menulis dan kosakata), 2. Choukai (pendengaran), dan 3. Dokkai-Bunpou (Bacaan dan Pola Kalimat). Semua soal ditulis menggunakan hiragana, katakana dan kanji yang disesuaikan dengan level masing-masing.
Untuk Tahun 2011 dan Seterusnya Akan diterapkan sistem standar baru dari standar 4 level menjadi 5 level. Bulan Juli 2011: akan dilaksanakan ujian untuk N1 dan N2 di seluruh dunia Bulan Desember 2011: akan dilaksanakan ujian untuk N1, N2, N3, N4 dan N5 di seluruh dunia Tentang perubahan level di tahun 2011 tersebut, level baru akan disebut dengan nama sebagai berikut: N1 = setara ikkyuu atau level 1 ujian lama N2 = setara nikyuu atau level 2 ujian lama N3 = level antar nikyuu dan sankyuu, merupakan level peralihan dari level 3 ke level 2 ujian lama N4 = setara sankyuu atau level 3 ujian lama N5 = setara yonkyuu atau level 4 ujian lama N merupakan kependekan dari NIHONGO (Bahasa Jepang). Pada sistem baru tersebut, ujian akan dibagi menjadi ujian bacaan / yomu shiken (moji-goi, bunpou, dokkai) dan ujian pendengaran / kiku shiken (dulu disebut choukai)
Budaya Obon Jepun
Obon merupakan bentuk singkat dari istilah agama Buddha Urabon (盂蘭盆?) yang hanya diambil aksara Kanji terakhirnya saja bon (盆?, nampan) ditambah awalan honorifik huruf "O." Pada mulanya, Obon berarti meletakkan nampan berisi barang-barang persembahan untuk para arwah. Selanjutnya, Obon berkembang menjadi istilah bagi arwah orang meninggal (shōrō) yang diupacarakan dan dimanjakan dengan berbagai barang persembahan. Di daerah tertentu, Bonsama atau Oshorosama adalah sebutan untuk arwah orang meninggal yang datang semasa perayaan Obon.
Asal-usul tradisi Obon tidak diketahui secara pasti. Tradisi memperingati arwah leluhur di musim panas konon sudah ada di Jepang sejak sekitar abad ke-8.

Sejak dulu di Jepang sudah ada tradisi menyambut kedatangan arwah leluhur yang dipercaya datang mengunjungi anak cucu sebanyak 2 kali setahun sewaktu bulan purnama di permulaan musim semi dan awal musim gugur. Penjelasan lain mengatakan tradisi mengenang orang yang meninggal dilakukan 2 kali, karena awal sampai pertengahan tahun dihitung sebagai satu tahun dan pertengahan tahun sampai akhir tahun juga dihitung sebagai satu tahun.

Di awal musim semi, arwah leluhur datang dalam bentuk Toshigami (salah satu Kami dalam kepercayaan Shinto) dan dirayakan sebagai Tahun Baru Jepang. Di awal musim gugur, arwah leluhur juga datang dan perayaannya secara agama Buddha merupakan sinkretisme dengan Urabon.

Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sejak tanggal 1 Januari 1873, sehingga perayaan Obon di berbagai daerah di Jepang bisa dilangsungkan pada tanggal:

    bulan ke-7 hari ke-15 menurut kalender Tempō
    15 Juli menurut kalender Gregorian
    15 Agustus menurut kalender Gregorian mengikuti perhitungan Tsukiokure (tanggal pada kalender Gregorian selalu lebih lambat 1 bulan dari kalender Tempō).

Pada tanggal 13 Juli 1873 pemerintah daerah Prefektur Yamanashi dan Prefektur Niigata sudah menyarankan agar orang tidak lagi merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō

Sekarang ini, orang Jepang yang merayakan Obon pada tanggal 15 Juli menurut kalender Tempō semakin sedikit. Pada saat ini, orang Jepang umumnya merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus menurut kalender Gregorian.

Orang yang tinggal di daerah Kanto secara turun temurun merayakan Obon pada tanggal 15 Juli kalender Gregorian, termasuk mengunjungi makam pada sebelum tanggal 15 Juli. Pengikut salah satu kuil di Tokyo selalu ingin merayakan Obon pada tanggal 15 Juli sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Juli, sedangkan pengikut kuil di Prefektur Kanagawa selalu ingin merayakan Obon tanggal 15 Agustus sehingga Obon jatuh pada tanggal 15 Agustus.

Media massa memberitakan perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus sehingga orang di seluruh Jepang menjadi ikut-ikutan merayakan Obon pada tanggal 15 Agustus.

Obon pada akhirnya bukan lagi merupakan upacara keagamaan yang merayakan kedatangan arwah leluhur melainkan hari libur musim panas yang dinanti-nanti banyak orang di Jepang. Sekarang Obon lebih banyak diartikan sebagai kesempatan pulang ke kampung halaman untuk bertemu sanak saudara dan membersihkan makam. Obon sama artinya dengan liburan musim panas bagi orang Jepang yang tidak mengerti tradisi agama Buddha.

Ada kemungkinan perayaan Obon mendapat pengaruh dari orang yang mengartikan peristiwa bintang jatuh (hujan meteor) sebagai kedatangan arwah leluhur. Di dalam beberapa kebudayaan, arwah orang yang sudah meninggal sering diumpamakan berubah menjadi bintang, sedangkan peristiwa bintang jatuh paling banyak terjadi bertepatan dengan hujan meteor Perseid tahunan yang mencapai puncaknya beberapa hari sebelum tanggal 15 Agustus.

Tanggal 15 Agustus bagi agama Katolik merupakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga yang banyak dirayakan di Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Perayaan Obon pada tanggal 15 Agustus juga bertepatan dengan hari peringatan berakhirnya perang (Shūsen kinenbi) yang di luar Jepang dikenal sebagai V-J Day (Victory over Japan Day).

Tradisi yang umum

Tradisi dalam merayakan Obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya, tapi ada beberapa tradisi yang umumnya dilakukan orang di seluruh Jepang.

 Urut-urutan ritual
Mukaebi, api untuk menerangi jalan para leluhur
Orang Jepang percaya arwah orang yang meninggal pulang untuk merayakan Obon ke rumah yang pernah ditinggalinya. Pada tanggal 13 Agustus, anak cucu yang mengharapkan kedatangan leluhur membuat api kecil di luar rumah yang disebut mukaebi untuk menerangi jalan pulang bagi arwah leluhur. Pada masa lokasi makam masih berdekatan dengan lokasi permukiman, orang zaman dulu sering harus pergi sampai ke makam untuk menyambut kedatangan arwah leluhur.

Setelah arwah leluhur sampai di rumah yang dulu pernah ditinggalinya, pendeta agama Buddha dipanggil untuk membacakan sutra bagi arwah leluhur yang baru saja datang. Sutra yang dibacakan oleh pendeta Buddha sewaktu Obon disebut Tanagyō karena dibacakan di depan altar berisi barang persembahan yang disebut shōrōdana (shōryōdana) atau tana.

Pada tanggal 16 Agustus, arwah leluhur pulang ke alam sana dengan diterangi dengan api yang disebut okuribi.

 Bon Odori

Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り?, tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka.

Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.

Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil Shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul.

Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar malam untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon.

Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan.

 Hatsu-obon dan Niibon

Hatsu-obon atau Niibon adalah sebutan untuk perayaan Obon yang baru pertama kali dialami oleh arwah orang meninggal yang baru saja peringatan 49 harinya selesai diupacarakan. Perlakuan khusus diberikan untuk arwah yang baru pertama kali merayakan Obon dalam bentuk pembacaan doa yang lebih banyak.

Tradisi Hatsu-obon berbeda-beda tergantung pada daerahnya. Di daerah tertentu, orang yang tinggal di rumah yang baru saja mengalami kematian biasanya memasang lampion berwarna putih di depan pintu masuk rumah dan di makam.

 Tradisi di berbagai daerah
Kendaraan dari terong dan ketimun untuk arwah leluhur.
Persembahan permen jelly aneka warna untuk diletakkan di altar keluarga.

Ada berbagai tradisi unik di berbagai tempat di Jepang sehubungan dengan perayaan Obon.

    Kendaraan dari terong dan ketimun

Di daerah tertentu ada tradisi membuat kendaraan semacam kuda-kudaan yang disebut Shōryō-uma dari terong dan ketimun. Empat batang korek api atau potongan sumpit sekali pakai (waribashi) ditusukkan pada terong dan ketimun sebagai kaki. Terong berkaki menjadi "sapi" sedangkan ketimun menjadi "kuda" yang kedua-duanya dinaiki arwah leluhur sewaktu datang dan pulang. Kuda dari ketimun bisa lari cepat sehingga arwah leluhur bisa cepat sampai turun ke bumi, sedangkan sapi dari terong hanya bisa berjalan pelan dengan maksud agar arwah leluhur kalau bisa tidak usah cepat-cepat pulang.

    Mendoakan setan lapar
 Di beberapa daerah dilangsungkan upacara Segaki di kuil agama Buddha untuk menolong Gaki (setan kelaparan) dengan mendirikan pendirian altar yang disebut Gakidana dan mendoakan arwah orang yang meninggal di pinggir jalan.

    Lampion Obon

Ada daerah yang mempunyai tradisi memajang lampion perayaan Obon yang disebut bon chochin (lentera bon) dengan maksud agar arwah leluhur bisa menemukan rumah yang dulu pernah ditinggalinya. Bon chochin terbuat dari washi dengan kaki penyangga dari kayu.

    Melarung lampion

Beberapa daerah memiliki tradisi tōrōnagashi berupa pelarungan lampion dari washi di sungai sebagai lambang melepas arwah leluhur untuk kembali ke alam sana. Ada daerah yang mempunyai tradisi shōrōnagashi yang menggunakan kapal kecil untuk memuat lampion sebelum dilarung di sungai.

 Liburan Obon

Liburan tidak resmi di Jepang sebelum dan sesudah hari raya Obon disebut liburan Obon (Obonyasumi) yang lamanya tergantung pada keputusan masing-masing perusahaan. Kantor-kantor dan pemilik usaha biasanya meliburkan karyawannya sebelum dan sesudah tanggal 15 Agustus selama 3 sampai 5 hari.

Di luar Jepang

Bon Odori sebagai pengenalan terhadap kebudayaan Jepang juga diselenggarakan di Jakarta dan juga di Bali. Di Penang dan Shah Alam, Bon Odori sudah merupakan acara tahunan untuk memperkenalkan makanan dan minuman khas Jepang.


Orang Jepang yang tinggal di Los Angeles dan Honolulu juga merayakan Obon dengan menarikan Bon Odori.

Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Obon

Rahasia Cantik Wanita Jepun


Anda mau tahu rahasia kenapa wanita jepang dan cewek Jepang cantik, imut dan bening-bening. Wanita Jepang dan cewek jepang yang imut-imut itu ternyata memiliki gaya hidup yang bagus dicontoh.

Rahasia wanita dan cewek cantik Jepang
Menurut buku Naomi, tubuh langsing para wanita Jepang dipengaruhi oleh pola makan, perilaku yang perfeksionis dan disiplin yang tinggi. Naomi mencatat ada 7 hal utama yang menimbulkan fenomena langsing dan panjang umur yaitu:
1. Kebiasaan makan ikan.
Kita paham orang Jepang tak bisa lepas dari ikan. Terutama Salmon, menjadi makanan nomor satu dan paling digemari.
2. Mengkonsumsi sayuran.
Menurut Naomi, makan pagi berupa sayuran adalah lumrah. Meski ringan, tapi mengenyangkan.
3. Makan Nasi secukupnya.
Di Jepang nasi disajikan dalam jumlah yang relatif sedikit, 2 mangkok kecil di tambah dengan hidangan lain.
4. Kacang kedelai.
Tiada hari tanpa kedele, itulah masakan Jepang.
5. Makan Mie.
Ada Soba, Udon, Ramen, dan Somen. Rasanya berbeda-beda, dengan tekstur masing masing.
6. Minum Teh.
Eisai, adalah seorang pandita Zen yang dianggap sebagai pencetus kecanduan teh di Jepang. Predikat diberikan berkat buku yang tulisnya pada tahun 1211 berjudul drink Tea and Prolong Life?. Buku itu mengupas khasiat teh. Terutama teh hijau, di Jepang sangat dihargai karena bisa menjadi pelindung kesehatan dan panjang umur.
7. Camilan buah-buahan.
Orang Jepang tidak terlalu banyak makan buah. Mereka makan buah sebagai camilan dan makan dalam bentuk masih segar, bukan olahan. Mereka juga tidak terbiasa makan kue manis, biskuit, donat, dan hidangan
penutup yang dipanggang, bakar, apalagi kemasan.
Ternyata tampil langsing dan panjang umur tidak sulit bukan? Juga tak perlu keluar banyak uang. Cukup dengan membenahi pola makan. Lagipula hasil bumi Indonesia tak jauh beda dengan Jepang. Mulai dari ikan sampai buah-buahan. Yang membedakan hanyalah masalah kebiasaan serta kedisiplinan. Let’s try!

Cara Mudah Gaya Hidup Jepang, Untuk Tampil Sehat Dan Cantik
Terlihat sehat dan cantik? Siapa pun menginginkannya. Perlu cara untuk mewujudkan dua kata ini. Sehat bisa diperoleh dengan berolahraga dan menjaga pola makan. Sedangkan cantik, disamping karunia Tuhan yang diberikan sejak lahir, juga diperoleh dengan melakukan perawatan. Agar terlihat cantik dan sehat, coba kita tiru wanita Jepang. Selain memperhatikan fashion dan make-up, mereka mendapatkan kecantikan dengan berolahraga dan memperhatikan kebiasaan makan. Caranya tidak sulit, cukup mudah dan murah untuk kita lakukan. Diantaranya:
1. Suka Makan Rumput Laut
Rata-rata hidangan Jepang terdiri dari rumput laut. Di banding makanan lain, rumput laut mengandung banyak mineral yang penting bagi tubuh. Seperti kalsium, magnesium, fosfor, besi, dan potassium.
2. Makan Sushi
Sushi sangat sehat. Nasi dan ikan mentah yang tergabung dalam Sushi, sedikit mengandung lemak (30 persen), dan lebih banyak mengandung asam lemak omega-3.
3. Minum Teh Hijau
Agaknya minum teh hijau tidak hanya disukai orang Jepang. Kini orang Indonesia mulai suka minuman sehat ini. Ada banyak bukti ilmiah yang menunjukkan keuntungan. Sebagai antioksidan, teh hijau mampu mencegah penuaan dini. Menurunkan resiko radang perut, mencegah serangan jantung, liver, menunda perkembangan kanker, serta menghambat obesitas.
4. Biasa Jalan Kaki
Kemana saja tujuan mereka, asal jauh jaraknya masih bisa di tempuh dengan jalan kaki, orang Jepang tidak malas melakukannya. Maka jangan heran jika wanita Jepang yang cantik, makin terlihat cantik dengan jalan kaki. Sebab, jalan kaki menyehatkan jantung sekaligus mengencangkan kulit.